Wow!! Erni Bajau Ungkap Realita Pedih dan Harapan " Suku Laut Indonesia


Konselpos.com || Jalarta. Perjalanan Bang Jay kali ini membawanya ke kantor POSBI (Perkumpulan Orang Same Bajau Indonesia). Di sana, ia bertemu sahabat lamanya, Ibu Erni Bajau, sosok tangguh yang telah bertahun-tahun menjadi advokat dan pendamping masyarakat Bajau, tak hanya di Sulawesi Tenggara, tetapi di seluruh pelosok Nusantara.

“Ibu Erni, bolehkah digambarkan kepada kami, seperti apa sebenarnya potret masyarakat Bajau di Indonesia, baik dari sebaran maupun aktivitas sosial dan ekonominya?” tanya Bang Jay membuka perbincangan hangat.

Dengan penuh kehangatan, Ibu Erni mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bang Jay. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap konten-konten Bang Jay yang selalu dekat dengan kehidupan masyarakat desa.

“Waktu saya audiensi di Komisi IV DPR RI, saya tak sengaja bertemu Bang Jay di lift. Saya sangat bahagia. Saya langsung buat konten saat itu! Saya suka sekali dengan gaya Bang Jay syuting di alam—di sawah, di pantai, sambil lesehan. Itu keren dan membumi!” kenangnya antusias.

Misi Membumikan Laut: Menyuarakan Keberadaan Bajau

Ibu Erni menjelaskan, dalam berbagai kesempatan di Jakarta, ia kerap mendapat pertanyaan tentang siapa masyarakat Bajau. Ia pun menjadikan itu sebagai misi pribadi, membumikan identitas Bajau ke panggung nasional dan internasional.

“Bajau sering saya ilustrasikan sebagai manusia laut. Indonesia 75% wilayahnya adalah laut. Dan masyarakat Bajau tersebar di 15 provinsi, lebih dari 500 desa di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Bahkan, pada Juni 2023, Ibu Erni diundang ke Kuala Lumpur, Filipina, dan Thailand untuk menjelaskan tentang suku Bajau Indonesia. Sayangnya, hingga kini masyarakat Bajau kerap masih dianggap sebagai kelas sosial kedua.

“Orang Bajau merasa perahu mereka adalah hartanya yang paling berharga. Kalau musim angin barat, mereka lebih takut kehilangan perahu ketimbang rumah. Itulah realita mereka,” ungkapnya dengan nada reflektif.

Pendidikan dan Harapan yang Mulai Menyala

POSBI mencatat, populasi terbesar masyarakat Bajau berada di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Wakatobi.

“Di Wakatobi, pemukiman Bajau berada tepat di depan segitiga karang dunia. Dulu Pak Hugua sebagai Bupati sangat aktif mempromosikan pariwisata, tapi banyak yang tidak sadar bahwa penduduk yang mediaminya itu adalah orang Bajau,” tambahnya.

Ia juga melihat cahaya harapan lewat pendidikan. Saat berkunjung ke Bombana, masyarakat Bajau sudah mulai sadar pentingnya sekolah tinggi.

“Orang Bajau sering dianggap pendatang. Tapi lihatlah sekarang, di Langara dan wilayah lainnya, mereka sudah berpendidikan tinggi dan ingin diakui sebagai warga negara setara,” tegas Ibu Erni.

Perjuangan dan Kolaborasi Nyata

Salah satu program besar POSBI adalah sertifikat tanah untuk masyarakat Bajau. Pada 2022, Presiden Jokowi mulai mewujudkan itu. Selain itu, POSBI juga menyoroti regulasi kesehatan bagi manusia yang tinggal di laut yang belum sepenuhnya adaptif.

“Kami ingin masyarakat Bajau bisa mencapai pencapaian seperti Papua. Kalau dulu Papua tertutup, sekarang mereka kuat dan diakui. Kami yakin, dari 10 juta jiwa masyarakat Bajau di Indonesia, semangat itu juga ada,” harapnya.

Menjadi Aset Bangsa: Unik, Autentik, dan Mendunia

POSBI bercita-cita agar suku Bajau diakui sebagai aset budaya bangsa—mereka memiliki kekayaan etnik, bahasa, estetika, dan nilai kehidupan yang tak dimiliki bangsa lain.

“Kini sudah banyak content creator dari kalangan Bajau. Mereka tampil percaya diri, eksis di dunia digital. Ini jadi suara komunitas masyarakat Bajau dalam bingkai POSBI,” katanya dengan bangga.

POSBI juga menjadi wadah pengaduan jika terjadi diskriminasi. Bahasa mereka adalah Same atau Baung Same—identitas pemersatu di seluruh penjuru laut Indonesia.

“Kami bukan sekadar ‘orang laut’. Kami adalah warga negara yang punya hak yang sama. Ketika pemerintah membuat regulasi, jangan hanya memakai kacamata darat—gunakan juga persepsi laut. Kami siap bermitra jika ingin data atau kisah tentang masyarakat Bajau,” ujar Ibu Erni menutup sesi penuh makna ini.

Sebagai penutup, ia memperkenalkan novel “Manusia Perahu Terakhir”, karya penuh kisah inspiratif masyarakat Bajau yang memperjuangkan jati dirinya—antara ombak, perahu, dan masa depan.

Tetap Ikuti video Bang Jay Lebih Dekat dengan Masyarakat Desa. Jangan lupa Like Coment dan Subcribe Channel ini untuk mendukung kami dalam menghadirkan konten-konten unggulan langsung dari desa. Mari terus bergerak, berkolaborasi untuk membangun desa, serta Mari Selalu Menghadirkan Cinta Bersama Bang Jay Like Comment dan Subscribe.

#BangJay

#Jaelani 

#DekatDenganDesa

#PetaniNelayanBangkit

#SultraSejahteraLahirBathin

#MariMenghadirkanCinta. ( * )

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama