Konselpos.com || Jakarta – Ketegangan di Laut China Selatan kembali memanas setelah armada kapal perang India memasuki kawasan sengketa tersebut pada Minggu, 3 Agustus 2025. Masuknya kapal-kapal militer India bertepatan dengan latihan maritim bersama yang digelar dengan Angkatan Laut Filipina, di tengah situasi geopolitik yang kian sensitif.
Dikutip dari Al Jazeera, India mengerahkan tiga kapal perang andalannya: kapal perusak berpeluru kendali INS Delhi, kapal tanker INS Shakti, dan korvet INS Kiltan. Sementara dari pihak Filipina, turut ambil bagian fregat BRP Jose Rizal dan BRP Miguel Malvar.
Latihan bersama ini berlangsung saat Laut China Selatan terus menjadi pusat konflik diplomatik dan militer. Wilayah perairan ini diklaim hingga 90% oleh China melalui peta kontroversial yang dikenal sebagai nine-dash line, yang telah ditolak oleh sejumlah negara Asia Tenggara termasuk Filipina.
Dalam konferensi persnya, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, General Romeo Brawner, mengungkapkan bahwa tidak ada insiden langsung dengan kapal China. Namun, ia menyebut adanya "pengawasan dari kejauhan" yang diduga dilakukan oleh kapal militer dan penjaga pantai China.
“Kami tidak mengalami insiden yang tidak diinginkan, tetapi tetap saja ada bayangan pengawasan seperti yang telah kami perkirakan sebelumnya,” ujar Brawner tanpa menyebut langsung pihak China.
Latihan ini juga bertepatan dengan kunjungan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. ke India dalam lawatan selama lima hari. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan komitmen Filipina untuk memperkuat kerja sama maritim dengan India, termasuk dalam sektor pertahanan, pertanian, hingga farmasi.
Brawner juga menyampaikan harapannya agar kerja sama militer Filipina-India dapat terus ditingkatkan. Ia menyebut latihan ini sebagai simbol kuat dari kemitraan strategis kedua negara.
“Latihan ini bukan hanya soal kekuatan militer, tetapi juga sinyal solidaritas, kemitraan, dan sinergi antara dua negara demokrasi yang dinamis di kawasan Indo-Pasifik,” jelasnya.
Namun, tak lama setelah latihan berlangsung, China melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan keberatannya. Dalam pernyataan resminya, Beijing menegaskan bahwa setiap sengketa wilayah harus diselesaikan langsung oleh negara-negara yang terlibat, tanpa campur tangan pihak ketiga.
Kementerian Pertahanan Nasional China bahkan menuduh Filipina sebagai “pembuat masalah” yang sengaja bersekutu dengan kekuatan asing untuk mengganggu stabilitas kawasan.
“China tidak akan goyah dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Setiap provokasi akan dibalas dengan tindakan tegas,” tegas juru bicara Kementerian Pertahanan, Zhang Xiaogang.
Situasi ini menambah daftar panjang ketegangan di Laut China Selatan yang selama ini menjadi titik panas konflik regional, terutama antara China dan negara-negara ASEAN yang memiliki klaim serupa.
Laporan Redaksi – Konsel PosTV